Jumat, 25 Oktober 2019

HIRARKI DATABASE

Konsep Hirarki Database
Hirarki merupakan unsur – unsur dari suatu database yang meliputi kumpulan file (berkas), bit, record (cantuman), byte, field (ruas). Hirarki juga di sebut sebagai model pohon karena membentuk seperti struktur pohon. Hirarki kategori dapat mengelompokkan data – data, sehingga menjadi kompleks. Untuk hirarki penyimpanan data terdiri dari beberapa tingkatan data yang di simpan seperti : file, database, bit, byte (karakter), record dan field.
Contoh model database hirarki bisa di lihat di gambar berikut :

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, terdapat simpul A yang di sebut sebagai akar dan berperan menjadi orang tua yang anak simpul nya adalah A, B dan C. Sedangkan E dan F adalah  anak dari simpul B, karena yang menjadi Simpul E, F, I dan J disebut sebagai daun. Yang mana simpul I dan J ialah anak dari simpul H. yang di satu sisi lain nya simpul B juga menjadi orang tua dari anak simpul E dan F, yang mana Simpul B disebut anak dari simpul A.
Anda bisa melihat nya dari aplikasi nyata nya, dilihat antara hubungan matakuliah yang di asuh beserta mahasiswanya dengan dosen. Bisa di lihat pada gambar di bawah ini :

Pada gambar di atas terdapat mahasiswa yang menjadi anak dari simpul pada matakuliah, dengan ada nya pilihan ini, mahasiswa yang  dalam masa istirahat kuliah (cuti) menjadi sulit untuk di tangani, karena terdapat nya data yang hilang. Yang di simpan hanya lah data – data mahasiswa (anak) yang mengambil matakuliah (orang tua).
STRUKTUR BASIS DATA
1.       Database
Pengertian dari database ini Greader adalah kumpulan dari beberapa table dan field atau juga bisa kumpulan informasi untuk memperoleh informasi dari database tersebut dimana tersave  pada komputer yang bisa di lihat menggunakan suatu program komputer.
Adapun beberapa contoh – contoh  database seperti : Clipper, MySQL, Microsoft Access, XBase, Force, Quicksilver, Microsoft SQL Server, dBase III, Recital, Oracle, PostgreSQL,  Visual FoxPro, Firebird, Sybase, dbFast, Interbase, dbXL, Paradox, Arago, dan FoxPro.
2.     File
File merupakan data yang tersimpan di komputer atau arsip. Atau define lain dari file ialah informasi – informasi yang terkumpul dan saling berhubungan yang di simpan ke dalam secondary storage. Beberapa tipe yang di miliki konsep file, seperti yang bertipe data binary, bertipe data numeric, dan ada juga character. Ada pun yang bertipe program.
Beberapa contoh file yaitu :
Dokumen à pdf, doc, ods, html, odt, xls
Gambar    à tiff, jpeg, gif, jpg, png dan tif
Suara        à midi, wav, mp3, dan rm
Video        à flv, avi, 3gp, KV, wmv, mpeg, mpg
System     à exe, sys, tmp, com, bat, dan bak.
3.      Record
Record merupakan suatu file yang telah terbentuk dari kumpulan record atau kumpulan dari file. Record juga menggambarkan data dari individu – individu.
Contohnya : file dokumen.
4.      Field
Field merupakan data yang sejenis, yang terbentuk dari kumpulan record – record yang menggambar kan kesatuan data. Misalnya pada matakuliah. yang berisi tentang semua data tentang matakuliah tersebut.
5.      Byte
Byte merupakan satuan pada informasi yang lebih besar kapasitas nya dari pada bit dan 8 satuan bit yang di gabungkan sehingga menjadi satu. Contohnya seperti : 65,66,61 untuk A,B,C
6.      Bit
Bit atau binary digit ialah komputasi digital yang merupakan unit satuan terkecil atau yang berarti digit digital. Komputer tidak menyimpan dan tidak mengerti data desimal, semua data yang ada di computer tersimpan dalam bentuk angka biner. Yaitu 0 dan 1 .
HIRARKI DATABASE
Hirarki data meliputi bit, byte, ruas (field), cantuman (record), dan berkas (file), yang merupakan unsur-unsur suatu database. Data dapat dikelompokkan menurut hirarki kategori, masing-masing terus meningkat ke yang lebih kompleks. Hirarki penyimpanan data terdiri dari tingkatan data disimpan: bit, byte (karakter), field, record, file, dan database.

1.         DatabaseAdalah kumpulan informasi yang disusun berdasarkan cara tertentu dan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Dengan sistem tersebut data yang terhimpun dalam suatu database dapat menghasilkan informasi yang berguna
a.   Database Terpusat
(Centralized database) memiliki semua file yang saling berhubungan dalam suatu lokasi penyimpanan . file-file database di tempatkan di komputer mainframe (komputer Pusat). Dengan ini tidak hanya memperkecil biaya dalam hubungan dengan beberapa komputer tapi juga memberikan database admin (DBA) dengan kemampuan untuk bekerja pada database dalam satu lokasi saja. Semua file tidak bisa di akses kecuali komputer pusat , dimana file tersebut lebih mudah di proteksi dari akses atau modifikasai yang tidak berhak , juga penyelamatan dari bencana (disatrs recovery) akan lebih mudah dilakukan karena data hanya berada pada satu lokasi pusat penyimpanan.
Bagaimanapun juga data terpusat mempunyai satu titik kelemahan , yakni ketika komputer pusat tidak berfungsi maka yang lain tidak dapat beroperasi . dan kedangkala kecepatan akses bermasalah , jika user tersebar di berbagai tempat yang jauh dan harus mengerjakan manipulasi senua data , maka akan terjadi kelambatan atau menjadi sangat lambat.
b.   Database terdistribusi
Pengandalan atau sebagian database ke lebih dari satu tempat atau lokasi yang biasanya leboh dekat dengan user . ada 2 data terdistribusi yaitu :
ü  Penggandaan (Copy) semua database ke beberapa lokasi , dengan tujuan utama untuk mengatasi permasalahan terjadinya kegagalan pada database pusat ,selain itu juga meningkatkan respon terhadap akses oleh user.
ü  Partitioned database penggandaan (copy) sebagian database ke suatu tempat atau lokasi lain, biasanya bagian yang di gandakan adalah bagian database yang sangat di butuhkan oleh user pada lokasi tersebut. Pengaksesan akan lebih cepat karena database berada dekat dengan user.
2.   File
File merupakan kumpulan dari record-record . Dengan demikian, hirarchi penyajian data dengan urutan dari kecil kebesar adalah sebagai berikut :
Byte/Character -> Field --> Record --> File
3.   Record
Merupakan kumpulan dari field-field yang membentuk sebuah arti. Misalkan kumpulan field NIRM, NAMA MATERI PENDIDIKAN pada akhirnya membentuk sebuah record.
4.   Field
Merupakan kumpulan dari karakter-karakter yang membentuk suatu arti tertentu; Misalnya, Field untuk Nomor Mahasiswa, Field untuk Nama Mahasiswa, Field untuk Mata Pelajaran dan lainnya.
5. Byte
adalah bagian terkecil yang dialamatkan dalam memori.byte mrupakan sekumpulan bit yang secara
konvensional terdiri atas kombinasi delapan bityang menyatakan sebuah karakter dalam memori (I
byte= I karakter).
6.  Bit
adalah sistem binner yang terdiri atas dua macam nilai, yaitu 0 dan 1. sistem binnermerupakan dasar
yang dapat digunakan untuk komunikasi antara manusia dan mesin, yangmerupakan serangkaian
komponen elektronik dan hanya dapat membedakan 2 macamkeadaan, yaitu ada tegangan dan tidak
ada tegangan yang masuk ke rangkaian tersebut.
Komponen Sistem Informasi terdiri dari beberapa Bagian yaitu sebagai berikut :
•Tujuan (GOAL) •Batasan (BOUNDARY) •Kontrol (CONTROLING) •Masukan (INPUT) •Keluaran (OUTPUT) •Pengolah (PROSES) & 
Umpan Balik (FEEDBACK)
Komponen Sistem Informasi kesehatan
Sistem informasi kesehatan mempunyai enam buah komponen, yaitu :
1. Komponen input atau masukan
Input dalam sistem informasi adalah data termasuk masukan yang terlibat dalam    mengolah data seperti instrument, prosedur standar, perangkat lunak, dan lain-lain.
2. Komponen proses
Tahapan yang dilakukan untuk mengubah data menjadi informasi (transformasi), seperti pemasukan, pengolahan, analisa data.
3. Komponen output atau keluaran
Keluaran dari sistem informasi adalah infomasi yang berkualitas yang berguna untuk semua tingkatan manajemen dan semua pemakai sistem
4. Komponen pengendalian (control) dan umpan balik (Feedback)
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback) yang berdasarkan keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan komponen agar system berjalan sesuai dengan tujuan, misalnya aturan/regulasi/SOP/waskat (pengawasan melekat).
5. Komponen lingkungan (environment)
Segala sesuatu yang berada di luar system. Lingkungan dapat berpengaruh terhadap operasi system dapat bersifat merugikan dan menguntungkan.
Kelima komponen ini harus ada bersama-sama dan membentuk satu kesatuan. Jika satu atau lebih komponen tersebut tidak ada, maka sistem informasi tidak akan dapat melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan informasi yang relevan, tepat waktu dan akurat. Sistem informasi Kesehatan Sedangkan suatu kesatuan prosedur yang terorganisir untuk menghasilkan informasi dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan manajemen pelayanan kesehatan di setiap jenjang didefinisikan sebagai Sistem Informasi Kesehatan (Siregar, 1992; Lippeveld, 2000; Hartono, 2000). Menurut WHO (2004): A system that integrates data collection,processing, reporting, and use of the information necessary for improving health service effectiveness and efficiency through better management at all levels of health services.”
Sistem informasi kesehatan (SIK) merupakan subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang berperan dalam memberikan informasii untuk pengambilan keputusan di setiap jenjang administrasi kesehatan baik ditingkat pusat, propinsi, kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat
pelaksana teknis seperti rumah sakit, puskesmas.
Bentuk-bentuk SIK terdiri dari:
1. Sistem Informasi (SI) di fasilitas kesehatan:
· SI di Rumah Sakit seperti Sistem Pencatatan dan Pelaporan RS (SP2RS)
· SI di Puskesmas, seperti Sistem Pencatatan Pelaporan Puskesmas (SP3)
2. Sistem Informasi di masyarakat:
· Pemantauan Wilayah Setempat KIA,
· Surveillance Tuberculosis


Sistem Informasi Kesehatan

  •  Definisi 
Sistem informasi kesehatan (SIK) adalah suatu sistem yang mengintegrasikan pengumpulan data, pengolahan, pelaporan dan penggunaan informasi yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien melalui manajemen yang lebih baik pada semua tingkat pelayanan kesehatan (Lippeveld, et al 2000).  
    Menurut Hartono (2002) sistem informasi kesehatan terdiri dari komponen yang saling berhubungan yang dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu proses informasi dan struktur manajemen sistem informasi. Proses informasi, yang terdiri dari: pengumpulan data, pengiriman data, pengolahan data, analisis data, presentasi informasi sedangkan struktur manajemen sistem informasi, terdiri dari sumber daya sistem informasi kesehatan yang meliputi orang-orang (perencana, manajer, ahli statistik, ahli epidemiologi, pengumpul data), perangkat keras (register, telepon, komputer), perangkat lunak (kertas karbon, format laporan, program pengolah data) dan sumber dana serta aturan-aturan organisasi, misalnya penggunaan standar diagnosa dan penanganan, uraian tugas staf, prosedur manajemen distribusi, prosedur pemeliharaan komputer yang akan memungkinkan efisiensi penggunaan sumber daya sistem informasi kesehatan.  

    Ada beberapa prinsip umum yang dianut dalam penyempurnaan sistem informasi kesehatan yaitu (Budiharto, M, 2006):
  1. SIK merupakan bagian integral dari sistem kesehatan.  
  2. Setiap data/informasi yang dikumpulkan harus jelas kegunaannya.  
  3. Setiap perubahan dalam pencatatan dan pelaporan, harus dikaitkan dengan upaya pelayanan tanpa menghilangkan informasi yang penting. 
  4. Desain SIK disesuaikan dengan kemampuan manajerial unit pelaksana.  
  5. Tidak terjadi duplikasi data, terutama dalam kegiatan pencatatan.
  6. SIK mencakup informasi sektor terkait lain dan swasta, serta hasil survai. 
  •        Masalah Dalam Sistem Informasi Kesehatan 
      Terdapat beberapa permasalahan dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan di Indonesia, diantaranya data yang kurang akurat, kurang sesuai dengan kebutuhan, pengiriman laporan/data yang tidak tepat waktu, banyaknya pencatatan yang dilakukan di lapangan, sehingga memberi beban pada petugas. Selain itu juga kuantitas dan kualitas tenaga pelaksana yang masih sangat kurang, demikian pula pengolahan dan pemanfaatan data di berbagai tingkat administrasi belum optimal. Identifikasi lainnya adalah pelaksanaan umpan balik sangat jarang ditemui, perlengkapan komputer yang belum memadai, dana pengelolaan SIK yang terbatas dan belum terakomodasinya data dari sektor yang terkait.  
      Menurut Hartono (2002), buruknya sistem informasi kesehatan karena disebabkan oleh beberapa kelemahan yang ada, yaitu:
  1.  Pemanfaatan data dan informasi kesehatan masih sangat terbatas pada semua tingkat dan unit dalam manajemen kesehatan dan sistem kesehatan.  
  2. Sistem pencatatan dan pelaporan yang tidak dikoordinir mengakibatkan duplikasi pengumpulan data dari sumber yang sama. 
  3. Kebanyakan kota/kabupaten dan propinsi terbatas kapasitas, terutama di dalam membangun sistem informasi kesehatan.  
  4. Pemanfaatan komputer dan fasilitas jaringan, terutama oleh para manajer kesehatan, masih rendah. 
  5. Dukungan keuangan untuk membangun sistem informasi kesehatan yang efektif sangat terbatas. 
  6. Hanya sedikit orang-orang statistik dan para profesional informasi kesehatan lain bekerja penuh untuk sistem informasi kesehatan.  

      Menurut (Lippeveld, et al 2000) permasalahan sistem informasi kesehatan menyangkut informasi yang tidak relevan dengan kebutuhan, kualitas data yang kurang baik, duplikasi data menyebabkan tidak efisiennya informasi dan tidak tepat waktu dalam pelaporan sehingga Universitas Sumatera Utaraketerlambatan dalam tindak lanjut yang secara keseluruhan mengakibatkan informasi yang didapat kurang berguna.

      Menurut WHO (2010), Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu dari enam “building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut, yaitu:
  1. service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan), 
  2. medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin dan teknologi kesehatan), health worksforce (tenaga medis), 
  3. health system financing (sistem pembiayaan kesehatan), 
  4. health information system (Sistem Informasi Kesehatan), 
  5. leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah). 
Gambaran Sistem Informasi Kesehatan Disalah Satu Daerah

 Dinas Kesehatan Kota atau Kabupaten membutuhkan pengelolaan sistem informasi kesehatan yang baik agar dalam pengambilan kebijakan pemerintah bisa sesuai kebutuhan daerahnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan perencanaan SIK pada bidang pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali. Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif yang menggambarkan dan mendiskripsikan kebutuhan yang diperlukan dalam proses perencanaan SIK pada bidang pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali. Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus.

    Sampel penelitian ini dengan teknik total sampling yaitu 7 orang yang terdiri dari kepala bidang pelayanan kesehatan, kepala seksi KIA dan KB, pengelola program KIA dan KB, kepala seksi gizi, pengelola program gizi, kepala seksi KDKR, pengelola program seksi KDKR Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali. Pengumpulan data dengan cara wawancara, FGD dan studi dokumentasi. Petugas pada bidang pelayanan kesehatan mengharapkan adanya data dasar yang sama antar bidang, supaya data bisa valid dan juga sistem informasi kesehatan yang terintegrasi serta bisa mengakomodir kebutuhan program di Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.